Sebagai institusi pelayanan publik, rumah sakit memiliki tugas utama memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat perorangan, mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Berbeda dengan organisasi lainnya, rumah sakit merupakan organisasi yang unik dengan kompleksitas yang tinggi. Mutu klinik merupakan indikator penting bagi baik buruknya sebuah rumah sakit.
Untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu, rumah sakit harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya, baik yang mudah diukur seperti biaya, bangunan, peralatan, material dan informasi maupun sumber daya yang sulit diukur seperti waktu dan manusia. Proses interaksi sumber daya dengan manajemen inilah yang akan menentukan bagaimana pelayanan di rumah sakit akan dihasilkan.
Untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu, rumah sakit harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya, baik yang mudah diukur seperti biaya, bangunan, peralatan, material dan informasi maupun sumber daya yang sulit diukur seperti waktu dan manusia. Proses interaksi sumber daya dengan manajemen inilah yang akan menentukan bagaimana pelayanan di rumah sakit akan dihasilkan.
Saat ini banyak rumah sakit berlomba-lomba meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan agar bisa memperoleh akreditasi terbaik, yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Ada beberapa tingkat kelulusan yang bisa diperoleh rumah sakit untuk mencapai standar akreditasi, yaitu akreditasi dasar, madya, utama dan paripurna. Tingkat paripurna adalah tingkat kelulusan tertinggi, setingkat bintang lima dalam dunia perhotelan. Tetapi yang menjadi catatan penting di sini, mengelola sebuah rumah sakit tidak seperti mengelola sebuah hotel, sistem manajerial rumah sakit jauh lebih kompleks dari memanajerial hotel.
Bahwa rumah sakit itu padat modal, padat karya, padat profesi, bahkan padat masalah, sudah banyak diketahui. Bagi rumah sakit milik Pemerintah, tanggungjawab pengelolaan rumah sakit merupakan tugas semua stakeholder rumah sakit, baik internal maupun eksternal rumah sakit. Disadari atau tidak, permasalahan kesehatan merupakan indikator kepedulian Pemerintah terhadap rakyatnya.
Sistem manajemen di rumah sakit merupakan kombinasi dari pelayanan administrasi dan pelayanan klinik. Namun kenyataan yang dihadapi, baik dari stakeholder internal maupun eksternal rumah sakit memiliki pemahaman dan perhatian yang masih minim terhadap kedua peran ganda ini. Kesadaran akan pentingnya peranan manajemen rumah sakit dalam dua bidang yang berbeda sekaligus yaitu sebagai manajer secara umum dan sebagai manajer klinik, sebetulnya merupakan dasar pembenahan “sistem” di dalam sebuah rumah sakit.
Manajemen rumah sakit bukan hanya bertugas memanajerial klinik yaitu menjaga mutu pelayanan pasien, tetapi juga harus mampu sekaligus memanajerial para pemberi jasa di rumah sakit seperti dokter, perawat dan petugas lainnya. Para manajer rumah sakit sebisa mungkin memiliki atau minimal memahami pengetahuan yang beragam, meliputi pengetahuan kesehatan dan pengetahuan lain di luar bidang kesehatan seperti, keuangan, arsitek, teknik mesin, tata boga dan sebagainya. Kegiatan manajerial rumah sakit sebaiknya dilakukan oleh SDM yang menguasai bidang manajemen, baik dari kalangan medik maupun non medik.
Rumah sakit masih bisa terlihat sebagai suatu organisasi dengan melengkapi dirinya dengan struktur organisasi, sarana dan prasarana, SDM hingga dokumen-dokumen rencana strategi, standar operasional dan lain-lain, tetapi tanpa pengaturan “sistem manajerial” yang baik, semua kelengkapan itu tidak ada artinya. Setiap orang hanya akan melihat dirinya sendiri sebagai, “saya adalah jabatan saya” atau “saya adalah profesi saya”. Tim manajemen hanyalah mitos, yang sesungguhnya bekerja sendiri-sendiri dan masing-masing “berkhayal belajar dari pengalaman”.
Dalam perkembangan sekarang ini rumah sakit dihadapkan pada tanggung jawab sosial di satu pihak dan ketersediaan anggaran di pihak lainnya. Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang terbaik dapat diberikan oleh rumah sakit. Para dokter dan klinisi mengharapkan prosedur yang rinci dapat dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Namun manajemen rumah sakit menghadapi kenyataan bahwa prosedur medik yang rinci seringkali membutuhkan biaya yang mahal.
Bagi rumah sakit swasta, ketersediaan anggaran merupakan tanggungjawab pemilik rumah sakit. Tetapi bagi rumah sakit milik Pemerintah, ada berbagai aturan birokrasi yang harus dilewati untuk mengelola anggaran. Sistem manajerial di rumah sakit agak berbeda dengan sistem yang diterapkan pada institusi Pemerintah lainnya, namun masalah sumber daya, baik keuangan maupun SDM tetap sama seperti institusi lain, tidak sepenuhnya menjadi kewenangan manajemen rumah sakit.
Memahami bahwa rumah sakit adalah institusi yang paling kompleks, tidak boleh error dan beroperasi 24 jam setiap hari, adalah salah satu cara untuk membantu rumah sakit agar bisa memperoleh solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi di rumah sakit.
No comments:
Post a Comment