Website counter

Monday, September 4, 2017

LIMBAH MEDIS




Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumah sakit, baik aktivitas klinik maupun penunjang lainnya, dalam bentuk padat, cair atau gas. Limbah rumah sakit dikelompokkan menjadi 2 yaitu limbah medis dan limbah non medis.


Pengolahan limbah rumah sakit dilakukan sejak dari tahap pembuangan limbah oleh Petugas, pasien dan pengunjung rumah sakit. Penting sekali pemahaman dan kepedulian mengenai proses pembuangan limbah rumah sakit, terutama limbah medis bagi Tenaga Kesehatan, yang merupakan penghasil limbah medis. Limbah medis digolongkan sebagai limbah B3, sehingga pengelolaan limbah medis rumah sakit yang tidak benar, bukan saja diancam dengan tuntutan hukum, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa maupun lingkungan.

Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis terbanyak, sehingga membutuhkan pengolahan limbah yang baik, sejak awal sebelum diangkut ke tempat pengumpulan dan dimusnahkan. Rata-rata limbah medis padat yang dihasilkan rumah sakit sekitar 140 gr/ tempat tidur/ hari. Jadi bila sebuah rumah sakit memiliki 350 buah tempat tidur, maka limbah medis yang dihasilkan kira-kira 49.000 gr per hari atau 49 kg per hari. Jumlah yang tidak sedikit dan perlu penanganan yang bijak, untuk ukuran limbah yang dikategorikan sebagai limbah B3. 

Ada berbagai macam limbah medis di rumah sakit dan masing-masing jenis membutuhkan penanganan yang berbeda.

  1. Limbah Infeksius adalah limbah yang mengandung mikroorganisme patogen (bakteri, virus, parasit dan jamur)
  2. Limbah Patologis adalah limbah jaringan atau potongan tubuh manusia, organ tubuh, darah, muntah, urine, atau cairan tubuh lainnya.
  3. Limbah Benda Tajam adalah semua benda medis yang mempunyai permukaan tajam, seperti jarum suntik, infus set, ampul, preparat glass dan lain-lain.
  4. Limbah Farmasi adalah limbah obat kadaluarsa, obat terkontaminasi ataupun obat buangan.
  5. Limbah Sitotoksik adalah limbah obat sitotoksik/ genotoksik.
  6. Limbah Kimiawi adalah limbah yang mengandung zat kimia.
  7. Limbah Logam Berat adalah limbah yang mengandung logam berat, biasanya terdapat dalam konsentrasi yang tinggi dan sangat toksik, misalnya mercuri yang terdapat dalam termometer dan tensimeter air raksa.
  8. Limbah Kemasan Bertekanan adalah limbah kemasan bertekanan, misalnya tabung gas, cartridge atau kaleng aerosol.
  9. Limbah Radioaktif adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan radio diagnostik atau radioterapi yang berbentuk padat dan cair.
  10. Limbah Cair adalah semua air buangan yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya.
  11. Limbah Gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan di rumah sakit seperti hasil pembakaran insinerator, generator, anestesi maupun pembuatan obat sitotoksik.
Dengan mengetahui berbagai jenis limbah medis, diharapkan Petugas rumah sakit akan lebih berhati-hati dalam menangani limbah medis. Kegiatan awal pemilahan jenis limbah medis, ketika Petugas rumah sakit membuangnya ke tempat sampah, sangat berpengaruh dalam penanganan limbah medis selanjutnya. Kelalaian dalam memilah jenis limbah medis, dapat mengakibatkan Kecelakan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), yang dapat terjadi kapan saja dan dapat menimpa siapa saja. Oleh karena itu, cara pemilahan sampah seringkali menjadi salah satu penilaian penting pada telusur lapangan survey akreditasi rumah sakit. 





Saturday, September 2, 2017

MENGENAL B3 DI RUMAH SAKIT




B3 adalah singkatan dari Bahan Berbahaya dan Beracun, merupakan suatu zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran, yang dapat membahayakan  kesehatan dan lingkungan secara langsung maupun tidak langsung. B3 bersifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. 

Di rumah sakit, B3 dapat berupa bahan kimia, obat kanker (sitostatika), reagensia, antiseptik dan disinfektan, limbah infeksius, bahan radioaktif, insektisida, pestisida, pembersih, detergen, gas medis dan gas non medis. Keragaman jenis B3 yang ada di rumah sakit, membuat rumah sakit menjadi salah satu industri yang diwajibkan mampu mengelola B3 dengan baik. 

Pengelolaan B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pengolahan dan pembuangan limbah B3. Penerimaan B3, harus disertai dengan Material Safety Data Sheet (MSDS). MSDS adalah lembar petunjuk yang berisi informasi B3 mengenai sifat fisika B3, sifat kimia, cara penyimpanan, jenis bahaya, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat, cara pengelolaan limbah B3 dan sebagainya. 

Ancaman hukuman bagi orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa ijin dan atau menghasilkan limbah B3, adalah pidana 1 sampai 3 tahun dan denda 1 sampai 3 milyar rupiah. Bagi pejabat yang berwenang yang tidak melakukan pengawasan, juga diancam pidana 1 tahun dan denda 500 juta rupiah. Sedangkan bagi yang berani mengimpor limbah B3, hukuman pidananya hingga 15 tahun dan denda hingga 15 miliar rupiah. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi petugas rumah sakit untuk mengenal jenis-jenis B3 yang terdapat di lingkungan kerjanya.
 B3 di rumah sakit terbagi atas dua bagian besar yaitu :

1. B3 Medis  


B3 Medis berasal dari Instalasi Farmasi terdiri dari :
  •   Antiseptik dan Disinfektan    
         - Alkohol, H2O2, Microshield, Formalin, Natrium hipoklorida, Povidone Iodin
            -  Cidex , Presept Tablet, Phisohex
            -  Wash bensin, Lysol, Karbol
  •   Semua obat yang diperoleh dari Instalasi Farmasi.
  •   Obat- obat kanker
  •   Reagensia terdiri dari Reagensia untuk Laboratorium  dan Farmasi, Aseton, Larutan    amonia, dietil eter, HCl pekat 35%, NaOH crystal, KOH crystal,  H2SO4 (asam sulfat),  Phenol crystal, asam asetat, asam formiat, asam sitrat, methanol, xylol. 
  •   Gas Medis yaitu O2, N2, CO2, Acetylen, N2O.                         

2. B3 Non Medis 



B3 non medis berasal dari IPSRS, CSSD dan penggunaan rumah tangga, terdiri dari :
  •  Disinfektan yaitu disinfektan linen, Ultra clorox rain clean bleach, Chlor bleach, Cidezyme, Detergent enzimatic, SOUR, Detergen.
  • Pembersih yaitu softener, Foamy Hand Soap, Rugbee shampoo, Magic Glass, Forward, Floor Kleen, Marble Kleen, Waxstrip, Hygenc.
  • Gas non medis yaitu Elpiji.
  • Insektisida, Peptisida Nuvet 200 EC, Protect safe 0,005 BB, Inseckil 50 EC
  • Solar, Diesel Fuel, Freon (bahan pendingin), Chemical NAJCO (untuk boiler), Air Accu, Oil, Oil Lubricant, Emulsifier.    

Friday, September 1, 2017

SATE DAN DABU-DABU


Idul Adha hari ini, kenangan itu melintas lagi. Ketika melihat sate dan dabu-dabu di atas meja makan dengan nasi putih yang masih panas. Kami berempat berjejer di meja makan dan makan dengan lahapnya. Itu makanan istimewa kami dan lebih istimewa lagi, papa yang membuatnya untuk kami. Dengan keringat yang masih mengkilat di lehernya, papa tersenyum puas menatap kami. 


Sesekali menu istimewa ini hadir di meja makan kami. Pagi-pagi, papa akan bergegas ke pasar Paal 2 mencari penjual daging langganannya. Penjual itu biasanya akan memberikan daging sapi terbaik untuk papa. Daging sapi itu dipotong-potong dengan ukuran agak besar, dibakar dengan bara dari tempurung kelapa dan papa sendiri yang akan mengipas-ngipasnya dengan penuh semangat. Sate akan matang setusuk demi setusuk, dan kami tak bisa menahan diri lagi untuk menikmatinya. Mama sudah menyajikan nasi dan dabu-dabu di atas meja, dabu-dabu yang terbuat dari cabe dan bawang merah saja. Kamipun sudah memegang piring masing-masing dan mengambil posisi di meja makan.


Papa masuk dengan sepiring sate, panas bara api tidak menghilangkan rona kepuasan di wajahnya. Melihat anak-anak yang sudah bernafsu menatap sate di piring, wajah papa akan makin bersinar bahagia. Sambil tetap mengipas sate yang belum matang di luar rumah, papa bolak balik ke meja makan, "Tambah No'u.... Tambah Uti.... ". Tangan-tangan kecil kami berlumuran dabu-dabu, papa mengusap-usap punggung kami dan kamipun makan semakin lahap.

Papa adalah tipe orang tua yang keras, namun kasih sayangnya kepada keluarga sangat nyata. Dan kasih itulah yang tetap terpatri dalam hati kami anak-anaknya, hingga kini. Banyak orang yang ingin terkenal, menjadi pahlawan di hati banyak orang yang bahkan tidak dikenalnya, namun seringkali lupa menjadi pahlawan di hati keluarganya. Tapi papa selalu menjadi pahlawan bagi kami, sosok yang memberi pelajaran nyata bagaimana seharusnya mencintai keluarga. Dan ketika papa sampai di penghujung usianya, kami selalu ada bersamanya.... sayangilah papa kami ya Rabbi... seperti papa selalu menyayangi kami....