Website counter

Friday, December 25, 2015

RUMAH SAKIT, ORGANISASI YANG PADAT SISTEM DAN PADAT MASALAH




         Rumah sakit adalah suatu organisasi yang padat sistem. Ada berbagai macam prosedur yang berlaku di rumah sakit dan harus bisa dipertanggungjawabkan. Prosedur itu diatur secara detail dalam tupoksi dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Prosedur itu sangat mengikat dan harus dijalankan sesuai dengan yang tertulis, bukan dijalankan berdasarkan ‘pengalaman’.  Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan prosedur, semua SDM rumah sakit harus dapat mempertanggungjawabkan tindakannya sesuai SOP, bukan berdasarkan pengalaman. Keterikatan ini berlaku mulai dari Direktur Utama hingga Cleaning Service. Banyaknya prosedur yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis di semua unit di rumah sakit, sangat berhubungan dengan tugas utama rumah sakit. Ada begitu banyak ancaman proses hukum yang bisa terjadi apabila prosedur penanganan kesehatan tidak dilakukan sesuai dokumen yang tertulis.
           Sebuah rumah sakit akan selalu dituntut memperbaharui mutu pelayanannya. Mengejar akreditasi rumah sakit adalah salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan.
       Ilmu kedokteran terus berkembang dari masa ke masa, begitu pula halnya dengan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu pelayanan kesehatan yang pernah menjadi pedoman di tahun 1900 an, tidak semua bisa diterapkan menjadi standar mutu kesehatan saat ini. Orientasi standar mutu kebersihan sebuah rumah sakit di jaman lampau, saat ini bukan lagi menjadi ukuran standar rumah sakit. Standar kebersihan di kantor-kantor, perusahaan, pertokoan, restoran yang bukan berurusan dengan kesehatan, tampilannya sudah sangat ‘kinclong’, jadi seharusnya sebuah rumah sakit yang notabene berurusan dengan bidang kesehatan, sebaiknya memiliki standar yang lebih dari sekedar ‘kinclong’.
Berbagai masalah yang terjadi di rumah sakit sebaiknya menjadi tanggungjawab semua pihak. Ketidakpuasan bisa datang dari berbagai pihak baik dari eksternal rumah sakit, maupun dari internal rumah sakit. Pemerintah mengharapkan rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warganya. Masyarakat menginginkan pelayanan yang berkualitas bisa diperoleh bila mengunjungi rumah sakit. Para karyawan rumah sakit juga berharap bisa memberikan pelayanan terbaik, aman bagi pasien, terlebih juga aman bagi dirinya. Manajemen rumah sakit juga sangat ingin memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi bagi semua pengguna rumah sakit.

 Semua keinginan itu dapat terwujud apabila semua kebutuhan rumah sakit dipahami dengan baik dan didukung secara penuh oleh semua pihak. Yang tidak kalah pentingnya, rumah sakit membutuhkan upaya-upaya manajemen yang baik, untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelayanan yang optimal. Proses manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya mengelola sebuah rumah sakit secara baik. Penerapan sistem manajemen sangat mempengaruhi  bagaimana aktivitas pelayanan kesehatan berjalan di sebuah rumah sakit. Ilmu manajemen bukan sekedar ilmu yang mengatur sebuah organisasi, tetapi lebih dari itu bagaimana ilmu dan seni berpadu memotivasi orang-orang di dalamnya untuk bergerak secara bersama-sama mencapai tujuan. 

RUMAH SAKIT... PADAT KARYA DAN PROFESI




   
       Rumah sakit bukan saja memberikan pelayanan kesehatan seperti yang banyak diketahui masyarakat. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang padat karya. Selain dituntut pelayanan kesehatan yang paripurna, rumah sakit juga dituntut untuk memberikan pelayanan seperti hotel/penginapan, yang memiliki ketersediaan ruang beristirahat yang nyaman, bahkan di kelas terendah sekalipun.
       
sumber: gambaranimasi.org
Selain menyediakan makanan sesuai standar gizi rumah sakit, masyarakat sudah semakin pandai dalam menilai jenis-jenis makanan dan cara menyajikannya. Dalam hal ini rumah sakit juga dituntut untuk memberikan pelayanan makanan dengan standar restoran. Situasi ini bukan hanya berlaku untuk kelas yang membayar lebih mahal. Dalam hal ini rumah sakit bukan hanya membutuhkan ahli gizi, tetapi juga membutuhkan ahli tata boga yang mampu memenuhi harapan dengan keahliannya menyulap makanan sederhana menjadi makanan yang menggugah selera, bukan bubur dan telur rebus yang membuat pasien makin tidak bernafsu makan. Tetapi sekali lagi, semua itu membutuhkan biaya. Cara penyajian seorang ahli tata boga tentu tidak sama dengan tukang masak tanpa latar pendidikan tata boga, demikian pula halnya dengan besaran gaji yang diterimanya.
        Pelayanan rumah sakit bukan semata-mata satu jenis pelayanan kesehatan. Ada begitu banyak pelayanan di “luar kesehatan” yang harus dipenuhi oleh SDM rumah sakit untuk memuaskan pelanggan. Mulai dari pelayanan sekelas hotel berbintang dengan fasilitas yang lengkap, pelayanan toko, rumah makan, laundry,  hingga perparkiran.
        Ketersediaan berbagai profesi kesehatan merupakan kebutuhan utama sebuah rumah sakit sesuai dengan tugas utamanya. Namun untuk menjalankan rumah sakit, masih dibutuhkan tambahan banyak profesi lain diluar bidang kesehatan untuk menjadikan rumah sakit lebih bermutu. Profesi dari ilmu ekonomi dan akuntasi dibutuhkan untuk membenahi proses dan laporan keuangan rumah sakit. Rumah sakit  juga membutuhkan banyak tehnisi handal untuk menangani permasalahan peralatan dan mesin yang ada di rumah sakit, baik peralatan medis, peralatan penunjang medis bahkan peralatan dan mesin non medis seperti AC dan genset.
       
        Profesi yang ada di rumah sakit bukan hanya beragam dari jenis profesinya, tetapi juga sangat beragam dari jenis tingkat pendidikannya, jenis pekerjaannya, serta jenis tanggungjawabnya. Keberagaman profesi yang ada ini menjadi salah satu kesulitan dalam pengelolaan SDM di rumah sakit. Pengelompokan masing-masing jenis ini terjadi secara alamiah dan seringkali tidak disadari. Satu permasalahan yang ada di rumah sakit, dapat dipahami dengan baik oleh satu kelompok, belum tentu mampu dimengerti oleh kelompok lainnya. Pemikiran kelompok medis seringkali tidak sama dengan kelompok non medis. Demikian pula, terjadi pengelompokan cara berpikir dan kepentingan, sesuai dengan profesi masing-masing. Bagi rumah sakit Pemerintah, tuntutan kelompok fungsional tidak selalu bisa dilaksanakan "segera" oleh kelopok struktural karena berbagai pertimbangan yang berhubungan dengan proses birokrasi.






RUMAH SAKIT... PADAT MODAL DAN TEHNOLOGI



          Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang padat modal, yang membutuhkan biaya besar untuk melengkapi sarana dan prasarananya. Dibutuhkan gedung-gedung dan ruang-ruang perawatan sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan. Gedung dan ruangan itu harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Makin lengkap fasilitas yang tersedia, maka makin baiklah tampilan sebuah rumah sakit. 
        


sumber: manajemenrumahsakit.net

     Perkembangan ilmu kedokteran dan tehnologi yang makin pesat, menuntut rumah sakit untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik sesuai jamannya. Rumah sakit pada jaman yang semakin maju ini dituntut untuk melengkapi dirinya dengan berbagai tehnologi masa kini. Tehnologi di rumah sakit lebih beragam dibanding tehnologi yang harus dilengkapi organisasi lainnya. Rumah sakit membutuhkan tehnologi kedokteran yang baik dan canggih agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih akurat. Tehnologi kedokteran yang baik bukan hanya menjadi tuntutan dari stakeholder eksternal rumah sakit, tetapi juga merupakan kebutuhan stakeholder internal rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Makin lengkap tehnologi dan alat-alat canggih yang terdapat di sebuah rumah sakit, maka diharapkan makin baik pelayanan yang akan diberikan. Di sisi lain, makin besar pula biaya yang dibutuhkan. Selain biaya untuk pembelian, rumah sakit harus bisa menyiapkan dana untuk pemeliharaan sekaligus dengan operator yang terlatih.

Baca juga: 

  • http://dindadinda2511.blogspot.com/2015/12/rumah-sakit-organisasi-dengan_24.html

  • http://dindadinda2511.blogspot.com/2015/12/rumah-sakit-organisasi-yang-padat-karya.html
    • http://dindadinda2511.blogspot.com/2015/12/rumah-sakit-organisasi-yang-padat.html



    RUMAH SAKIT, ORGANISASI DENGAN KOMPLESITAS YANG TINGGI






    Sebagai institusi pelayanan publik, rumah sakit memiliki tugas utama memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat perorangan, mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Berbeda dengan organisasi lainnya, rumah sakit merupakan organisasi yang unik dengan kompleksitas yang tinggi. Mutu klinik merupakan indikator penting bagi baik buruknya sebuah rumah sakit. 

    Untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu, rumah sakit harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya, baik yang mudah diukur seperti biaya, bangunan, peralatan, material dan informasi maupun sumber daya yang sulit diukur seperti waktu dan manusia. Proses interaksi sumber daya dengan manajemen inilah yang akan menentukan bagaimana pelayanan di rumah sakit akan dihasilkan.

    Saat ini banyak rumah sakit berlomba-lomba meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan agar bisa memperoleh akreditasi terbaik, yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).  Ada beberapa tingkat kelulusan yang bisa diperoleh rumah sakit untuk mencapai standar akreditasi, yaitu akreditasi dasar, madya, utama dan paripurna. Tingkat paripurna adalah tingkat kelulusan tertinggi, setingkat bintang lima dalam dunia perhotelan. Tetapi yang menjadi catatan penting di sini, mengelola sebuah rumah sakit tidak seperti mengelola sebuah hotel, sistem manajerial rumah sakit jauh lebih kompleks dari memanajerial hotel.


         Bahwa rumah sakit itu padat modal, padat karya, padat profesi, bahkan padat masalah, sudah banyak diketahui. Bagi rumah sakit milik Pemerintah, tanggungjawab pengelolaan rumah sakit merupakan tugas semua stakeholder rumah sakit, baik internal maupun eksternal rumah sakit. Disadari atau tidak, permasalahan kesehatan merupakan indikator kepedulian Pemerintah terhadap rakyatnya.
         
    Sistem manajemen di rumah sakit merupakan kombinasi dari pelayanan administrasi dan pelayanan klinik. Namun kenyataan yang dihadapi, baik dari stakeholder internal maupun eksternal rumah sakit memiliki pemahaman dan perhatian yang masih minim terhadap kedua peran ganda ini. Kesadaran akan pentingnya peranan manajemen rumah sakit dalam dua bidang yang berbeda sekaligus yaitu sebagai manajer secara umum dan sebagai manajer klinik, sebetulnya merupakan dasar pembenahan sistem di dalam sebuah rumah sakit.
             
    Manajemen rumah sakit bukan hanya bertugas memanajerial klinik yaitu menjaga mutu pelayanan pasien, tetapi juga harus mampu sekaligus memanajerial para pemberi jasa di rumah sakit seperti dokter, perawat dan petugas lainnya. Para manajer rumah sakit sebisa mungkin memiliki atau minimal memahami pengetahuan yang beragam, meliputi pengetahuan kesehatan dan pengetahuan lain di luar bidang kesehatan seperti, keuangan,  arsitek, teknik mesin, tata boga dan sebagainya. Kegiatan manajerial rumah sakit sebaiknya dilakukan oleh SDM yang menguasai bidang manajemen, baik dari kalangan medik maupun non medik. 

    Rumah sakit masih bisa terlihat sebagai suatu organisasi dengan melengkapi dirinya dengan struktur organisasi, sarana dan prasarana, SDM hingga dokumen-dokumen rencana strategi, standar operasional dan lain-lain, tetapi tanpa pengaturan “sistem manajerial” yang baik, semua kelengkapan itu tidak ada artinya. Setiap orang hanya akan melihat dirinya sendiri sebagai, “saya adalah jabatan saya” atau “saya adalah profesi saya”. Tim manajemen hanyalah mitos, yang sesungguhnya bekerja sendiri-sendiri dan masing-masing “berkhayal belajar dari pengalaman”.
             
    Dalam perkembangan sekarang ini rumah sakit dihadapkan pada tanggung jawab sosial di satu pihak dan ketersediaan anggaran di pihak lainnya. Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan yang terbaik dapat diberikan oleh rumah sakit. Para dokter dan klinisi mengharapkan prosedur yang rinci dapat dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Namun manajemen rumah sakit menghadapi kenyataan bahwa prosedur medik yang rinci seringkali membutuhkan biaya yang mahal. 

    Bagi rumah sakit swasta, ketersediaan anggaran merupakan tanggungjawab pemilik rumah sakit. Tetapi bagi rumah sakit milik Pemerintah, ada berbagai aturan birokrasi yang harus dilewati untuk mengelola anggaran. Sistem manajerial di rumah sakit agak berbeda dengan sistem yang diterapkan pada institusi Pemerintah lainnya, namun masalah sumber daya, baik keuangan maupun SDM tetap sama seperti institusi lain, tidak sepenuhnya menjadi kewenangan manajemen rumah sakit. 
             
    Memahami bahwa rumah sakit adalah institusi yang paling kompleks, tidak boleh error dan beroperasi 24 jam setiap hari, adalah salah satu cara untuk membantu rumah sakit agar bisa memperoleh solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi di rumah sakit.