Website counter

Wednesday, August 5, 2015

8 ILMUWAN MUSLIM DALAM BIDANG KEDOKTERAN





1. Abu Bakar Al-Razi


    Abu Bakar Al-Razi lahir di kota Rayy, Iran dengan nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, pada tahun 846 Masehi. Ia dikenal sebagai salah satu perintis ilmu kedokteran modern, sebelumnya beliau dikenal sebagai ilmuwan kimia. Abu Bakar Al-Razi adalah dokter pertama yang menerapkan ilmu kimia untuk pengobatan. Sebagai dokter yang berlatar belakang ilmuwan kimia, beliau menjadi pembuka jalan dalam pengobatan kedokteran modern.
   Karya Abu Bakar Al-Razi yang paling terkenal adalah Kitab Al-Hawi. Kitab yang terdiri dari 20 jilid ini atas perintah Raja Charles I diterjemahkan ke dalam bahasa latin, yang merupakan bahasa resmi ilmu kedokteran pada masa itu dan menjadi rujukan para pakar kedokteran di Eropa. Banyak karya penting Abu Bakar Al-Razi dalam bidang kedokteran, kimia, sastra, filsafat, teologi dan dari bidang keilmuan lainnya. Abu Bakar Al-Razi meninggal pada tahun 925 M di kota kelahirannya Rayy.


2. Al-Zahrawi
   Dilahirkan di Cordoba, Andalusia pada tahun 936 M dengan nama lengkap Abu Al-Qasim Khalaf ibn Abbas Al-Zahrawi. Beliau dikenal sebagai seorang ahli bedah yang cemerlang dan diakui banyak kalangan, bahkan karya dan penemuannya masih digunakan hingga saat ini.
   Al-Zahrawi banyak menemukan berbagai peralatan untuk operasi kedokteran yang hingga kini menjadi acuan utama untuk membuat peralatan bedah modern. Dalam kitab karyanya yang berjudul At-Tashrif liman 'Arjaza 'an at-Ta'lif, yang dikenal dengan kitab At-Tashrif, Al-Zahrawi mengupas tuntas teknik-teknik bedah, mengklasifikasikan 325 penyakit beserta gejala dan cara pengobatannya. Dalam kitab itu juga terdapat banyak ilustrasi yang menggambarkan berbagai macam peralatan bedah medis yang dirancangnya.
       Hingga saat ini buku-bukunya masih menjadi rujukan penting dalam dunia kedokteran. Karyanya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.  Al-Zahrawi meninggal pada tahun1013 M.


3. Ibnu Al-Baitar
   Ibnu Al-Baitar dilahirkan pada akhir abad ke 12 Masehi di Malaga, Andalusia. Latar belakang ilmu Botani yang dipelajarinya di Seville, Spanyol mengantarkan ia melanglangbuana hingga ke Afrika, Asia dan Balkan untuk mencari, mengumpulkan, sekaligus meneliti tanaman yang berkhasiat. Hasil petualangannya itu dituangkan dalam karyanya yang berjudul Al-Jami fi Al-Adwiya Al-Mufrada. Kitab tentang botani ini memadukan hasil risetnya dengan ilmu pengetahuan masa Yunani Kuno dan kearifan lokal Bangsa Arab.
   Karya-karya Al-Baitar menjadi rujukan dan referansi yang sangat penting bagi perkembangan ilmu Botani dan kedokteran. Al-Baitar meninggal pada tahun 1248 di Damaskus.


4. Ibnu Haitam
   Ibnu Haitam lahir di Basra, Irak pada tahun 965 Masehi. Teorinya yang paling terkenal adalah Hukum Refraksi dalam ilmu optik yang mempelajari tentang penglihatan. Pemikiran Ibnu Haitam tentang ilmu optik bertolak belakang dengan dua orang ahi pikir pada masa Yunani kuno yang menyatakan bahwa manusia melihat benda melalui pancaran cahaya yang keluar dari matanya, Ibnu Haitam justru menyatakan sebaliknya bahwa benda yang teerlihat itulah yang memantulkan cahaya ke mata manusia.
   Pemikirannya tentang ilmu optik menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Ibnu Haitam meninggal pada tahun 1039 Masehi di Mesir.







 5. Ibnu Nafis
   Lahir di Damaskus, Syria pada tahun 1210 Masehi dengan nama lengkap Abu A'la'i Alauddin "Ali bin Abi Hazam bin Nafis Qurasyi. Selain mendalami ilmu kedokteran, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai Jauh sebelum ilmuwan terkenal asal Inggeris William Harwey (1578-1657) dengan teori peredaran darah, Ibnu Nafis telah menemukan sistem peredaran darah pada abad ke 3 Masehi. Penemuan sistem sirkulasi darah oleh Ibnu Nafis ini dimuat dalam karyanya Syarah Tasyrif Qanuun (Penjelasan Kitab Qonuun).
   Banyak karya Ibnu Nafis yang meliputi hampir seluruh cabang ilmu kedokteran dengan pemikirannya yang luar biasa yang kemudian menjadi dasar bagi ilmu kedokteran modern. Ibnu Nafis wafat di Kairo, Mesir pada tahun 1288.


   6. Ibnu Sahl
   Ibnu Sahl lahir pada tahun 940 Masehi dengan nama lengkap Abu Sad al Ala Ibn Sahl. Beliau adalah orang yang pertama kali menemukan hukum pembiasan cahaya, hasil penemuannya diterbitkan pada tahun 984 Masehi, bertahun-tahun sebelum Willebrord Snell (1591-1626) ditetapkan sebagai penemu hukum pembiasan cahaya oleh kalangan ilmuwan barat. Karya Ibnu Sahl menjadi bukti temuannya telah diterbitkan pada tahun 984 Masehi dan diterjemahkan dalam bahasa Inggeris dengan judul On Burning Mirrors and Lenses.
   Salah satu ilmuwan barat yang tetap mengakui bahwa ilmu optik merupakan penemuan asli Ibnu Sahl adalah Howard R. Turner yang ditulis dalam bukunya yang berjudul Science in Medival Islam. Sebagai ahli matematika dan fisika, Ibnu Sahl memberikan sumbangsih yang sangat besar dari hasil penelitian dan temuannya dalam ilmu optik. Ibnu Sahl meninggal pada tahun 1000 Masehi.


   7. Ibnu Sina
   Nama lengkapnya Abu Ali Al-Huseyn bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina, lahir di Afshana, dekat kota Bukhara, Uzbekistan pada Agustus 980 Masehi. Karyanya yang sangat populer dan menjadi salah satu referensi bagi ilmu kedokteran hingga saat ini adalah Al-Qanun fii Al-Thibb yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
   Ibnu Sina merupakan orang yang pertama menjelaskan hubungan kesehatan dengan makanan, tidur, temperatur, gerak, serta menggunakan aspek spiritual dalam metode penyembuhan penyakit. Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 Masehi di Hamadhan, Iran.


   8, Ibnu Zuhr
   Dilahirkan di Sevilla, Andalusia pada tahun 1091 Masehi dengan nama lengkap Abdal-Malik bin Abu Merwan Zuhr. Ibnu Zuhr dikenal sebagai dokter, apoteker, ahli bedah, sekaligus seorang guru. Warisan penting Ibnu Zuhr dalam bidang kedokteran adalah kitab At-Taysier fi Al-Mudawat wa at-Tadbir (Perawatan dan Diet), Kitab Al-Iqtisad fi Islah an-Nufus wa Al-Afsad (Perawatan Jiwa dan Raga) serta kitab Al-Aghziya wa Al-Adwya (Nutrisi dan Obat).
   Meskipun menguasai banyak cabang ilmu kedokteran, Ibnu Zuhr lebih menaruh perhatian pada penanganan penyakit kulit yang termasuk kategori parasitologi. Beliau lah yang pertama kali meneliti dan menjelaskan secara detail tentang penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit, oleh sebab itu Ibnu Zuhr dikenal sebagai Bapak Ilmu Parasitologi. Ibnu Zuhr meninggal pada tahun 1161 di Sevilla, Andalusia tanah kelahirannya.









.


No comments: